Selamat datang di Komunikasi Penyiaran Islam KPI C 2012

Selasa, 18 Juni 2013

ARTIKEL 3

ZOUPI DWI RAKA
zoupidwiraka@gmail.com
kelas : KPI 2C

MANFAAT MELAKUKAN SHALAT
 
Shalat merupakan salah satu kewajiban bagi setiap muslim. Sebuah ibadah mulia yang mempunyai peran penting bagi keislaman seseorang. Sehingga Nabi shallallâhu 'alaihi wa sallam mengibaratkan shalat seperti pondasi dalam sebuah bangunan.
Beliau shallallâhu 'alaihi wa sallam bersabda:
. بُنِىَ الإِسْلاَمُ عَلَى خَمْسٍ: شَهَادَةِ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ ، وَإِقَامِ الصَّلاَةِ
Islam dibangun di atas lima hal:
bersaksi bahwa tidak ada sesembahan
yang berhak disembah dengan benar kecuali Allâh
dan Nabi Muhammad adalah utusan Allâh,
menegakkan shalat….
(HR Bukhâri dan Muslim)
 berikut ini adalah salah satu manfaat sholat yang harus anda tahu.
1. Shalat adalah simbol ketenangan.
Shalat menunjukkan ketenangan jiwa dan kesucian hati para pelakunya. Ketika menegakkan shalat dengan sebenarnya, maka diraihlah puncak kebahagiaan hati dan sumber segala ketenangan jiwa.
Dahulu, orang-orang shalih mendapatkan ketenangan dan pelepas segala permasalahan ketika mereka tenggelam dalam kekhusyu’kan shalat.
2. Shalat adalah cahaya.
Ambillah cahaya dari shalat-shalat kita. Ingatlah, cahaya shalat bukanlah cahaya biasa. Dia cahaya yang diberikan oleh Penguasa alam semesta ini. Diberikan untuk menunjuki manusia ke jalan yang lurus, yaitu jalan ketaatan kepada Allâh Rabul ‘alamin.
Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim rahimahullâh, dari sahabat Abu Mâlik al-’Asy’ari radhiyallâhu'anhu, Rasûlullâh shallallâhu 'alaihi wa sallam bersabda: (dan shalat itu adalah cahaya).
Oleh karena itu, marilah menengok diri kita, sudahkah cahaya ini menerangi kehidupan kita? Dan sungguh sangat mudah jika kita ingin mengetahui apakah shalat telah mendatangkan cahaya bagi kita? Yakni dapat lihat, apakah shalat membawa ketaatan kepada Allâh dan menjauhkan kita dari bermaksiat kepada-Nya? Jika sudah, berarti shalat itu telah menjadi sumber cahaya bagi kehidupan kita. Inilah cahaya awal yang dirasakan manusia di dunia. Dan kelak di akhirat, ia akan menjadi cahaya yang sangat dibutuhkan, yang menyelamatkannya dari berbagai kegelapan sampai mengantarkannya kepada surga Allâh Ta'âla .

3. Shalat sebagai obat dari kelalaian.
Lalai adalah penyakit berbahaya yang menimpa banyak manusia. Lalai mengantarkan manusia kepada berbagai kesesatan, bahkan menjadikan manusia tenggelam di dalamnya. Mereka akan menanggung akibat dari kelalaian yang mereka alami di dunia maupun di akhirat kelak. Sehingga lalai menjadi penutup yang menutupi hati manusia. Hati yang tertutup kelalaian, menyebabkan kebaikan akan sulit sampai padanya. Tetapi menegakkan shalat sesuai dengan syarat dan rukunnya, dengan menjaga sunnah dan khusyu di dalamnya, insya Allâh akan menjadi obat paling mujarab dari kelalaian ini, membersihkan hati dari kotoran-kotorannya. Allâh Ta'âla berfirman:
(Qs. al-A’raf/7:205)
Dan sebutlah (nama) Rabbmu dalam hatimu
dengan merendahkan diri dan rasa takut,
dan dengan tidak mengeraskan suara, di waktu pagi dan petang,
dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang lalai.
(Qs. al-A’ra/7:205)

4. Shalat sebagai solusi problematika hidup.
Sudah menjadi sifat dasar manusia ketika dia tertimpa musibah dan cobaan, dia akan mencari solusi untuk menyelesaikan permasalahannya. Maka tidak ada cara yang lebih manjur dan lebih hebat dari shalat. Shalat adalah sebaik-baik solusi dalam menghadapi berbagai macam cobaan dan kesulitan hidup. Karena tidak ada cara yang lebih baik dalam mendekatkan diri seseorang dengan Rabb-nya kecuali dengan shalat.

5. Shalat mencegah dari perbuatan keji dan mungkar.
Sebagaimana telah kita fahami, bahwasanya shalat akan membawa cahaya yang menunjukkan pelakunya kepada ketaatan. Bersamaan dengan itu, maka shalat akan mencegah pelakunya dari perbuatan keji dan mungkar. Sebagaimana hal ini difirmankan Allâh Ta'âla :
(Qs. al-Ankabût/29:45)
Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu al-Kitab (Al-Qur‘an)
dan dirikanlah shalat.
Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar.
Dan sesungguhnya mengingat Allâh (shalat)
adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadah-ibadah yang lain).
Dan Allâh mengetahui apa yang kamu kerjakan.
(Qs. al-Ankabût/29:45)

Ketika menafsirkan ayat ini, Ibnu ‘Abbas radhiyallâhu'anhu mengatakan, “Dalam shalat terdapat larangan dan peringatan dari bermaksiat kepada Allâh”.[8]

6. Shalat menghapuskan dosa.
Selain mendatangkan pahala bagi pelakunya, shalat juga menjadi penghapus dosa, membersihkan manusia dari dosa-dosa yang pernah dilakukannya.
Rasûlullâh shallallâhu 'alaihi wa sallam bersabda:
أَرَأَيْتُمْ لَوْ أَنَّ نَهَرًا بِبَابِ أَحَدِكُمْ يَغْتَسِلُ فِيهِ كُلَّ يَوْمٍ خَمْسًا مَا تَقُولُ ذَلِكَ يُبْقِي مِنْ دَرَنِهِ قَالُوا لَا يُبْقِي مِنْ دَرَنِهِ شَيْئًا قَالَ فَذَلِكَ مِثْلُ الصَّلَوَاتِ الْخَمْسِ يَمْحُو اللَّهُ بِهِ الْخَطَايَا
“Apa pendapat kalian,
jika di depan pintu salah seorang dari kalian ada sungai (mengalir);
dia mandi darinya lima kali dalam sehari, apakah tersisa kotoran darinya?”
Para sahabat menjawab: “Tidak akan tertinggal kotoran sedikitpun”.
Beliau shallallâhu 'alaihi wa sallam bersabda:
“Demikianlah shalat lima waktu,
Allâh Ta'âla menghapuskan dengannya kesalahan-kesalahan”.
(HR Bukhâri dan Muslim)

Inilah sebagian manfaat shalat yang tak terhingga banyaknya, dari yang kita ketahui maupun yang tersimpan di sisi Allâh Ta'âla. Oleh karena itu, marilah kita memperhatikan diri kita masing-masing, sudahkah di antara manfaat-manfaat tersebut yang kita rasakan? Ataukah kita masih menjadikan shalat sebagai salah satu rutinitas hidup kita? Jangan sampai kita termasuk orang-orang yang dicela Allâh dalam firman-Nya:
(Qs. al-Mâ’ûn/107:4-5)
Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat,
(yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya.
(Qs. al-Mâ’ûn/107:4-5)

Semoga Allâh Ta'âla memasukkan kita ke dalam golongan hamba-hambanya yang menegakkan shalat, dan memetik buahnya dari shalat yang kita kerjakan.

ARTIKEL 4


Dewi Utari (1112051000134)
utaridewi35@ymail.com / 085695887942
Analisa Kritis Terhadap “Puncak Pengalaman Pertemuan dengan Allah dan Menjadi Hamba Allah”.
A.   Garis besar isi artikel
      1.   Isi artikel yang dapat menguatkan aqidah
Allah Swt itu pemilik segala yang ada dilangit dan dibumi dan diantara keduanya (QS. 2:225: 20:6). Allah Swt itu Maha Kuasa, Maha Penolong, Maha Pelindung, Maha Pengaasih lagi Maha Penyanyang. (QS. 1:1-7) dengan pemberian karunia-Nya kepada manusia yang tdak terhitung banyaknya (QS. 16:18). Karenanya, dalam kenyataannya yang sebenarnya manusia itu tdak bisa hidup, bergerak, dan beraktifitas tanpa pertolongan Allah dan tanpa kekuatan Allah yang tidak terbatas.

2.         Isi artikel yang dapat membangkitkan semangat
Puncak pengalaman pertemuan dengan Allah adalah menjadi hamba Allah. Hanya hamba Allah yang bisa menjadi kekasih Allah, dan hanya kekasih Allah yang bisa menjadi khalifah-Nya yaitu wakil Allah dimuka bumi.

3.         Isi artikel yang dapat mengundang dan mendorong kebaikan
Oleh sebab itu, jika salat itu dikerjakan dengan khusyuk pasti bisa menegah manusia dari perbuatan keji dan mungkar, karena jka manusia khusyuk dalam salatnya dan diluar salatnya, maka dia pasti selalu merasa dekat dengan Allah (qurbah), pasti bisa selalu merasa bersama Allah (ma’iyah), pasti bisa merasakan dan mengalami pertemuan dengan Allah (liqa Allah), pasti bisa menintai Allah, diintai Allah, dan menjadi kekasih Allah (mahabbah).

B.         Analisa Kritis
Menurut saya isi dari artikel puncak pengalaman pertemuaan dengan Allah itu menjadi hamba Allah ini sudah sangat bagus karena artikel ni bisa menarik rasa kengintahuan kita, dapat menginspirasikan kita, serta bisa menjadi motivasi kita untuk menjadi khalifah Allah yang baik, dan menjadi kekash Allah.
C.      Kesimpulan
Siapa pun kita dan bagaimanapun kita, jika kita dapat menjalankan perintah Allah dengan khusyuk, dengan penuh keseriusan, dengan penuh rasa tulus dan ikhlas maka insyaallah kita bisa  menjadi khalifah Allah yang baik dan kekasih Allah.

ARTIKEL 4


NAMA : SYIFA ISMALIA / Syifais78@gmail.com
NIM: 1112051000084
KELAS : KPI 2 C
Artikel 4
Analisa Kritis Terhadap
“Puncak Pengalaman Pertemuan dengan Allah dan Menjadi Hamba Allah“

A.         Garis besar isi artikel
a.       Isi artikel Isi artikel yang menguatkan aqidah
apabila kita tidak memperjuangkannya maka kita akan jatuh kedalam hawa nafsu setan yang akan membawa kita semakin jauh dari Allah, apabila kita memperjuangkannya maka kita akan selalu merasa dekat dengan Allah. Allah SWT . itu pemilik segala yang ada di langit dan di bumi dan diantara keduanya (QS. 2:255; 20:6).
b.       Isi artikel yang membangkitkan semangat
Terkadang kita belum berfikir semua kekuatan yang kita dapatkan dan kita gunakan itu sebenarnya kekuatan dari Allah dan suatu saat nanti manusia akan merasa semuanya berasal dari kekuatan Allah yang tiada duanya . Dan manusia tanpa Allah bukan apa-apa.
c.        Isi artikel yang mengundang dan mendorong kepada kebaikan

Allah mengirmkan malaikat, kitab suci, para Nabi dan Rasul-Nya agar manusia bisa mengetahui, mengenal, dekat dengan Allah (QS. 2: 186), bertemu Allah (QS. 29:5) dan menjadi kekasih Allah(QS. 3: 31) . menemukan Allah itu sangat sulit apabila kita jauh dari Allah, kita akan merasa dekat dengan Allah dengan cara melaksanakan perintah Allah ,serta menjauhi larangan Allah, berbuat kebaikan kepada siapa saja dan seharusnya kita harus mempelajari Allah lebih mendalam .
Cara mudah dan terbaik untuk bisa mempelajari Allah lebih mendalam , merasakan kekuatan Allah, merasa semua kehendak  dari Allah, dan merasa pengetahuan berasal dari Allah dengan cara  berbuat baik kepada seluruh yang ada dimuka bumi, shalat yang khusyuk dan tidak menyekutukan Allah . Shalat yang khusyuk adalah shalat yang dikerjakan dengan hati yang penuh perasaan cinta dan bersyukur dengan anugerah yang Allah telah berikan. Shalat yang khusyuk dapat mencegah manusia dari perbuatan keji dan mungkar
B.         Analisa kritis
Apa yang ada di artikel adalah benar menurut saya karena semua artikel bersumber dari Al-Quran, Hadis dan Ijtima para ulama dan tidak melencang dari ajaran Islam .  Manfaat dari artikel ini adalah membuat pembaca menjadi  termotivasi dan tergerak untuk lebih mengetahui, mengenal,  dekat dengan Allah, dapat bertemu dengan Allah sehingga menjadi kekasih Allah.  Dengan melakukan upaya yang konstruktif, terencana, terprogram, terus menerus, dan berkelanjutan, tetapi secara bertahap.
C.         Kesimpulan
Puncak pengalamanan pertemuan dengan Allah itu menjadi hamba Allah dan kekasih Allah .

ARTIKEL 4

Nama   : Imas Hayati Nufus
Nim     : 1112051000159
Kelas   : KPI II C
Tugas   : Praktikum 4
 
A.  Puncak Pengalaman Pertemuan Dengan Allah dan Menjadi
Hamba Allah
Setiap umat Muslim pasti pernah melaksanakan solat lima waktu, meskipun terkadang solatnya hanya setengah-setengah tidak penuh selama satu hari ia melaksanakan solat lima waktu. Namun, sebenarnya solat adalah salah satu cara manusia sebagai hamba Allah berkomunikasi dengan Allah. Didalam solat, manusia membaca doa-doa yang tapa disadari bahwa doa-doa yang kit abaca tersebut merupakan salah satu bahasa kita dalam berkomunikasi dan berkeluh kesah terhadap Tuhan kita. Sering kali, orang menganggap bahwa solat hanyalah formalitas saja, hanya sekedar menggugurkan kewajiban, atau bahkan ada juga yang menganggap bahwa solat itu hanya sebagai alat ketika ia mendapat kesusahan saja agar dapat terselesaikan kesusahannya. Yang padahal solat ialah salah satu sarana terpenting agar dapat menjadi hamba Allah yang taat, untuk bisa lebih dekat dengan Allah, hingga akhirnya kita dapat bertemu dengan Allah kelak di akhirat.
Setelah manusia beriman, berislam, dan berihsan. Manusia tidak hanya bisa menjadi hamba Allah yang taat hanya dengan melaksanakan solat lima waktu saja. Jika akhlaknya buruk? Sama saja, ia tidak beriman. Jika ia tidak menjaga kemaluannya? Sama saja ia tidak beriman.
Karena malu pun merupakan sebagian daripada iman. Tidak beriman di sini maksudnya bukan ia tidak benar-benar beriman. Tetapi, imannya dapat berkurang sebagian, jika ia tidak menjaga rasa malunya. Karena rasa malu adalah akhlak terpuji. Rasa malu dapat mencegah seseorang melakukan maksiat dan kemungkaran yang dapat merusak harga dirinya. Rasulullah SAW bersabda:
“Bersikap malulah kamu, karena sesungguhnya malu itu bagian dari keimanan”. (Ddiriwayatkan al-Bukhari (1/69) dan Muslim (36)
Tidak hanya itu, rasa malu juga dapat mendatangkan kebaikan. Bila rasa malu menghalangi seseorang dari hal-hal buruk, tidak diragukan lagi itu merupakan sifat terpuji yang membawa kebaikan. Bagi orang yang berniat buruk akan dicegah rasa malunya agar tidak melakukan hal tersebut. Atau ketika dicela orang, rasa malu akan melarangnya membalas keburukan dengan keburukan yang sama.
 
B.  Analisa Kritis
Solat memang salah satu sarana manusia sebagai hamba Allah untuk berkomunikasi dengan-Nya.
Malu merupakan sebagian dari iman, dan ia juga dapat mendatangkan kebaikan.
 
C.  Kesimpulan
Solat merupakan salah satu aspek terpenting dalam berhubungan dengan Rabb, dan merupakan salah satu obat penenang hati, menjadi hamba Allah yang taat harus ditopang dengan ibadah-ibadah lainnya, setelah ditopang dengan iman, islam,dan ihsan, juga setelah ditopang dengan melaksanakan solat lima waktu saja itu belum menyempurnakan kita sebagai hamba Allah yang taat. Ia juga harus ditopang dengan ibadah-ibadah lainnya, dan juga harus memliki rasa malu, karena rasa malu merupakan sebagian dari iman, dan rasa malu juga dapat mendatangkan kebaikan.

ARTIKEL 4

Nama : Humaira
Email & Handphone : humae.rara@gmail.com / 08567723367
Artikel ke 4 KPI II/C 2013

Judul : “Puncak Pengalaman Pertemuan dengan Allah itu Menjadi Hamba Allah”

A.    Isi Artikel
1)      Menguatkan iman dan memantapkan aqidah.
Allah swt. itu pemilik segala yang ada di langit dan di bumi dan di antara keduanya (QS. 2:255; 20:6). Allah swt. itu Maha Kuasa, Maha Penolong, Maha Pelindung, Maha Pengasih lagi Maha Penyayang (QS. 1:1-7) dengan pemberian karunia-Nya kepada manusia yang tidak terhitung banyaknya (QS. 16:18). Karenanya, dalam kenyataan yang sebenarnya manusia itu tidak bisa hidup, bergerak, dan beraktifitas tanpa pertolongan Allah dan tanpa kekuatan Allah yang tidak terbatas.
2)      Membangkitkan semangat beribadah, amal sholeh, dan akhlak mulia.
Dalam shalat yang khusyu’, manusia bisa merasa mengetahui dengan pengetahuan Allah, manusia bisa merasa menghendaki dengan kehendak Allah, dan dalam sholat yang khusyu’ manusia bisa merasakan seluruh aktifitasnya dalam shalat, yaitu seluruh gerakan dan bacaan dalam shalatnya berlangsung dengan Qudrah, Iradah, dan Ilmu Allah.
3)      Mendorong berta’awun dan bertausiah.
Allah mengirimkan para malaikat, kitab suci, para Nabi dan Rasul-Nya agar manusia bisa mengetahui, mengenal, dekat dengan Allah (QS. 2:186), bertemu Allah (QS. 29:5) dan menjadi kekasih Allah (QS. 3:31) di dunia ini, agar manusia bisa memperoleh kebahagiaan yang kekal abadi dan agar manusia tidak menyesal setelah mati (QS 23:99-100).

B.     Analisa Kritis
1)      Benar
Menurut pengetahuan yang telah saya pelajari, semua hal yang di cantumkan dalam artikel tersebut adalah benar. Tidak ada yang menyimpang dari ajaran Islam yang sebenarnya.

2)      Salah
Tidak ada pemaparan yang salah dalam artikel tersebut. Karena, hal-hal yang dibahas dalam artikel tersebut disertai dengan rujukan yaitu dari al-qur’an dan hadist. Yang merupakan pedoman utama umat islam.
3)      Manfaat artikel
1)      Dapat meningkatkan kualitas ibadah.
2)      Dapat mengetahui tujuan pertemuan dengan Allah.
3)      Dapat mengetahui cara agar bisa bertemu dengan Allah.
4)      Menyadarkan kita bahwa Allah adalah pemilik alam semesta.
5)      Mengingatkan kita tentang manfaat shalat yang khusyu’.

C.    Kesimpulan
Puncak pengalaman pertemuan dengan Allah adalah menjadi hamba Allah. Hamba Allah adalah orang yang bertauhid, bertaqwa, dan bertawakkal sebagai keyakinan, pernyataan, kenyataan atau ekspresi realitas yang sebenarnya. Itulah puncak pengalaman pertemuan dengan Allah yang tertinggi. Hanya hamba Allah yang bisa menjadi kekasih Allah, dan hanya kekasih Allah yang bisa menjadi khalifah-Nya yaitu wakil Allah di muka bumi.