Rifqi
Masruri / Artikel 2 Ilmu Kalam / KPI 2-C (1112051000095)
Pada umumnya kita
semua bisa lebih sabar, disaat kita di uji Allah dengan hal yang menyenagkan,
tapi saat kita di uji Allah dengan ujian yang tidak menyenangkan, seperti ujian
kesulitan, ujian kehilangan dan atau musibah maka kebanyakan dari kita, akan
merasa begitu sulit menerimanya dan sulit untuk bisa sabar.
Ujian kesulitan, ujian
kehilangan, kekurangan musibah, penyakit, kemiskinan, adalah perkara
biasa yang dihadapi oleh manusia selama hidup di dunia ini. Perhatikan
firman Allah SWT berikut ini : “Dan
sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan,
kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada
orang-orang yang sabar. (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah,
mereka mengucapkan: “Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun. Mereka itulah
yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka dan mereka
itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS. Al-Baqarah [2] : 155-157).
Apakah manusia itu
mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: “Kami telah beriman”, sedang mereka tidak diuji lagi? (QS. Al ‘Ankabuut
[29] : 2)
Ketahuilah, sabar akan
sangat sulit dilakukan, apabila kita tidak mampu menyadari, bahwa segala
sesuatu yang terjadi di dunia ini, pada hakikatnya hanyalah ujian. Harta yang
kita miliki, karir yang bagus, rumah dan mobil mewah yang kita miliki, anak dan
keluarga, itu semua adalah ujian dari Allah dan titipan Allah. Apakah kita
bersyukur atau menjadi kufur?
Kita harus memahami
dengan sebaik-baiknya bahwa Allah lah pemilik yang sebenar-benarnya atas segala
sesuatu apapun yang kita miliki di dunia ini. Dengan menyadari bahwa semua yang
kita miliki sebenarnya adalah milik Allah dan titipan Allah, maka begitu Allah
mengambilnya dari kita, insya Allah kita akan lebih mudah merelakannya. Karena
kita menyadari, bahwa semua itu adalah milik Allah dan titipan Allah. Dan
yang namanya titipan, suatu saat nanti memang pasti akan kembali pada
pemiliknya, kapanpun pemiliknya menghendaki apa yang dititipkan kembali atau
mau mengambilnya dari kita, maka kita harus dengan rela memberikannya.
Karena sesungguhnya
dengan adanya musibah, maka seorang hamba akan mendapatkan pengampunan dari
Allah SWT. Ketahuilah dan yakinlah, bahwa sesungguhnya dalam setiap cobaan berat
yang Allah SWT berikan untuk kita, maka ada hikmah dan pahala yang besar yang
menyertainya.
Rasulullah SAW
bersabda : “Tiada henti-hentinya cobaan akan menimpa orang mukmin dan
mukminat, baik mengenai dirinya, anaknya, atau hartanya sehingga ia kelak
menghadap Allah SWT dalam keadan telah bersih dari dosa (HR. Tirmidzi).
Kita harus rela
menerima segala ketentuan Allah dan menyadari bahwa apapun
yang terjadi, sudah ditetapkan Allah SWT dalam Lauhul Mahfuzh. Kita wajib
menerima segala ketentuan Allah dengan penuh keikhlasan. Allah SWT berfirman
: “Tiada suatu bencana pun yang menimpa di bumi dan pada dirimu sendiri
melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauhul Mahfuzh) sebelum Kami
menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah.” (QS
al-Hadid [57] : 22)
Berikut ini beberapa
hal yang perlu diperhatikan, yang bila kita renungkan dan pahami dengan
sebaik-baiknya, insya Allah bisa membuat kita semua bisa sabar dan ikhlas
dalam menghadapi ujian-Nya yang paling berat sekalipun :
1
Kita harus percaya pada jaminan
Allah bahwa : ”Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan
kesanggupannya” (QS Al Baqarah [2] : 286). Allah SWT yang memiliki
diri kita, sangat tahu kemampuan kita, jadi tidak akan mungkin Allah memberikan
ujian yang melebihi batas kemampuan kita.
2
Sebenarnya, kita semua pasti mampu
untuk bisa sabar dalam segala ujian dan segala keadaan, asalkan kita kuat iman.
3
Coba kita tanyakan pada diri kita,
saat kita ditimpa suatu ujian kesulitan, kesedihan dan atau kehilangan, apa
manfaat yang bisa kita ambil kalau kita tidak sabar dan tidak mengikhlaskannya?
Apakah dengan ”tidak sabar” dan ”tidak ikhlas” nya kita, maka bisa menghadirkan
kenyamanan untuk kita? Jadi lebih baik kita terima dengan penuh kesabaran dan
keikhlasan. Bila kita bisa sabar dan ikhlas menerimanya, maka insya Allah,
tidak akan terasa berat lagi ujian tersebut, percayalah. Dan ingat, dalam
sabar, terkandung ridha Allah SWT. Dan ridha Allah SWT terhadap kita, adalah
segalanya.
4
Kita harus selalu baik sangka kepada
Allah SWT dan jangan pernah sekalipun meragukan dan mempertanyakan keputusan,
ketetapan, pengaturan dan ketentuan Allah. Kita harus bisa sabar dan
ridha terhadap apapun keputusan, ketetapan dan pengaturan-Nya. Kalau kita masih
merasa tidak puas dengan semua keputusan, ketetapan, pengaturan dan ketentuan
Allah itu, maka cari saja Tuhan selain Allah. Perhatikan firman-Nya dalam
hadits Qudsi : ”Akulah Allah, tiada Tuhan melainkan Aku. Siapa saja yang tidak
sabar menerima cobaan dari-Ku, tidak bersyukur atas nikmat-Ku dan tidak ridha
dengan ketentuan-Ku, maka bertuhanlah kepada Tuhan selain Aku.” (hadist ini
diriwatkan oleh al-Thabrani dalam Al-Mu’jam al-Kabir melalui jalur Abu Hind
al-Dari)
Karena itu, marilah kita sabar dan ikhlas dalam segala
keadaan, yakinlah bahwa janji Allah pasti benar. Percayalah, sabar dan ikhlas,
akan membuahkan ke
0 komentar:
Posting Komentar