Zoupi Dwi Raka
Email : zoupidwiraka@gmail.com
ARTIKEL (2) KPI 2C
INDAHNYA SABAR
Kehidupan yang penuh dengan ketidakpastian sebenarnya
memberi pelajaran kepada manusia agar pandai bersikap sabar. Pada sebagian
orang, sabar mungkin sulit dilakukan karena sabar sangat berhubungan dengan
kemampuan seseorang untuk mengendalikan diri. Jika seseorang tidak mampu
mengendalikan nafsu amarahnya, berarti ia belum menerapkan sabar dalam
kehidupannya.
Pada
dasarnya sifat sabar dibagi dalam tiga kategori, yaitu:
- Sabar dalam menghadapi cobaan.
- Sabar dalam menjalankan perintah-perintah Allah.
- Sabar dalam menjauhi hal-hal yang dilarang oleh Allah.
Pertama, sabar dalam menghadapi cobaan atau ujian (musibah). Setiap cobaan yang diberikan Allah
merupakan bentuk cinta kasih Allah kepada hamba-Nya. Setiap cobaan yang datang
kepada kita membuka pintu pahala bagi kita. Dan dengan sabar menghadapi setiap
cobaan yang datang maka kita akan dengan mudah memperoleh pahala yang telah
dijanjikan Allah. Namun bila kita tidak bisa sabar maka yang kita peroleh
hanyalah cobaan tersebut tanpa ada pahala yang menyertainya. Hendaklah kita
selalu ingat bahwa Allah Maha Mengetahui akan kemampuan setiap makhluk-Nya.
Untuk itu Allah tidak akan memberi cobaan kepada seseorang di luar kemampuan
orang tersebut. Orang yang cerdas akan selalu berjiwa besar, berpikiran lapang,
berjiwa tenang dan tahan menerima cobaan. Mereka terus berusaha dan berpasrah
diri pada Allah. Allah berjanji bahwasanya orang yang sabar dalam menghadapi
musibah maka pada hari kiamat nanti Allah akan memberikan kepadanya seratus
derajat di surga dan jarak setiap derajat adalah seluas antara Arasy dan bumi.
Allah berjanji akan memberikan jalan keluar bagi orang yang sabar dalam
menghadapi cobaan yang diberikan kepadanya. Dalam hal ini Allah swt. berfirman:
وَمَنْ يَتَّقِ اللهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ
لاَيَحْتَسِبُ
Artinya: “Barang
siapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan
keluar, dan memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka.” (QS.
ath-Thalaq: 2-3).
Maksudnya,
segala ujian dan cobaan dalam hidup akan berakhir dengan mendapatkan hasil yang
terbaik bagi seseorang yang memiliki kesabaran, dan ketakwaan yang teguh kepada
Allah.
Kedua, sabar dalam menjalankan perintah-perintah Allah. Sebagai orang Islam kita memang
mempunyai kewajiban menjalankan perintah-perintah Allah. Kita harus sadar bahwa
di dalam setiap kewajiban-kewajiban yang dibebankan Allah kepada
hamba-hamba-Nya terdapat hikmah yang baik bagi diri sendiri ataupun bagi orang lain.
Oleh karena itu, jika kita menjalankan segala apapun perintah-perintah Allah
dengan sabar maka kita dapat merasakan nikmat sabar itu sendiri dan setiap
ibadah yang kita lakukan akan terasa lebih indah. Allah juga berjanji
bahwasanya orang yang sabar dalam menjalankan ketaatan kepada Allah maka pada
hari kiamat nanti Allah akan memberikan kepadanya tiga ratus derajat di surga
dan jarak setiap derajat adalah seluas antara langit dan bumi. Sabar dan taat
dalam menjalankan perintah Allah terdapat dalam firman-Nya:
اِنَّا وَجَدْنَاهُ صَابِرًا نِعْمَ الْعَبْدُ اِنَّهُ اَوَّابٌ
Artinya: “Sesungguhnya
kami dapati dia (Ayyub) seorang yang sabar, dialah sebaik-baik hamba.
Sesungguhnya dia amat taat (kepada Tuhannya). (QS. Shad: 44).
Ketiga, sabar dalam menjauhi hal-hal yang dilarang oleh Allah. Sudah menjadi kewajiban bagi kita
untuk selalu menjauhi hal-hal yang dilarang oleh Allah. Akan tetapi jika kita
menjauhi hal-hal yang dilarang Allah dengan berat hati maka hal tersebut hanya
akan menjadi beban bagi diri kita. Kita seharusnya juga sadar bahwa hal apapun
yang dilarang Allah pasti hal tersebut membawa akibat buruk bagi kita jika
tidak menjauhinya. Allah juga berjanji bahwasanya orang yang sabar dalam
menjauhi dan meninggalkan larangan Allah maka pada hari kiamat nanti Allah akan
memberikan kepadanya enam ratus derajat di surga dan jarak setiap derajat
adalah seluas antara langit ketujuh (langit yang tertinggi) dan bumi yang
ketujuh (bumi yang terbawah). Dalam firman-Nya disebutkan:
وَ اِنْ تَصْبِرُوْا وَتَتَّقُوْا فَاِنَّ ذَلِكَ مِنْ عَزْمِ اْلاُمُوْرِ
Artinya: “Jika
kamu bersabar dan bertakwa maka sesungguhnya yang demikian itu termasuk urusan
yang patut diutamakan.” (QS. ali-Imran: 186).
Allah swt.
juga memberi tahu kita agar berhati-hati dan tetap bertakwa menanamkan
kesabaran dalam hati di saat menghadapi cobaan karena cobaan yang diberikan
Allah bukan hanya berupa musibah, harta yang dimiliki juga merupakan cobaan.
Sebagaimana dinyatakan dalam firman-Nya:
لَتُبْلَوُنَّ فِى اَمْوَالِكُمْ وَاَنْفُسِكُمْ وَلَتَسْمَفُنَّ مِنَ
الَّذِيْنَ اُوْتُوْ الْكِتَابَ مِنْ قَبْلِكُمْ وَمِنَ الَّذِيْنَ اَشْرَكُوْا
اَذَى كَثِيْرًا
Artinya: “Kamu
pasti akan diuji dengan hartamu dan dirimu. Dan pasti kamu akan mendengar
banyak hal yang menyakitkan hati dari orang-orang yang diberi kitab sebelum
kamu dan dari orang-orang musyrik.” (QS. ali-Imran: 186).
Dari ketiga
macam sabar yang telah diuraikan di atas, yang paling dikenal dalam lingkungan
kita sehari-hari adalah sabar dalam menghadapi cobaan (musibah).
Untuk itu,
marilah kita membiasakan diri untuk berbuat mulia, membuang jauh-jauh sifat
yang hina dan tercela. Mari kita menghiasi pribadi kita dengan watak
kemanusiaan yang sempurna, dengan amal perbuatan yang berguna dan bertindaklah
dengan sikap ksatria. Semuanya itu dapat kita lakukan jika kita selalu dekat
dan memohon petunjuk dari Allah swt. karena hidayah Allah itu akan mendorong
diri untuk bermental baja, tidak mudah menyerah, sanggup melakukan hal-hal yang
positif dan mampu meninggalkan hal-hal yang negatif, serta sabar dalam
menghadapi segala musibah. Sebagaimana firman Allah, “Hai orang-orang yang
beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah
beserta orang-orang yang sabar.” (QS. al-Baqarah: 153).
Tanam dan
pupuklah sifat sabar yang ada dalam diri kita karena dengan kesabaran,
kebahagiaan hidup akan dapat kita capai. Dan selalu ingatlah kepada Allah
karena Allah senantiasa bersama dengan orang-orang yang sabar yang selalu ingat
kepada-Nya. Sabar juga akan mengangkat derajat kemanusiaan menuju taraf yang
lebih tinggi.
0 komentar:
Posting Komentar