Selamat datang di Komunikasi Penyiaran Islam KPI C 2012

Selasa, 21 Mei 2013

Artikel pengalaman beriman,berihsan,dan berislam (1)



Nama : Humaira
Email & Handphone : humae.rara@gmail.com / 08567723367
Artikel ke 1 KPI II/C 2013

Memaknai Islam, Iman, dan Ihsan secara Konkrit

            Suatu kata yang sering kita dengar yang berkaitan dengan intisari dari kepercayaan dalam Islam adalah kata islam, iman, dan ihsan. Meskipun kita sering mendengar ketiga kata tersebut, namun pada kenyataannya ketiga hal tersebut hanya sebatas wacana saja, kenapa ? karena dalam kehidupan di dunia ini, sifat dan sikap kita masih jauh dari implementasinya. Lalu, muncul pertanyaan, sebenarnya apa yang dimaksud dengan islam, iman, dan ihsan ?
            Dalam suatu hadist diriwayatkan bahwa Rasulullah pernah didatangi seorang laki-laki yang ternyata lelaki itu adalah malaikat Jibril, para sahabat yang ada pada saat itu tidak mengenali bahwa lelaki itu adalah malaikat Jibril. Dia menanyakan kepada Rasulullah tentang islam, iman, dan ihsan.
            Pada hadist tersebut, Rasulullah menjawab bahwasanya islam adalah “engkau bersaksi  bahwa tiada Tuhan yang patut disembah kecuali Allah dan Muhammad adalah utusan Allah, engkau dirikan shalat, berpuasa, menunaikan zakat dan pergi haji jika mampu”. Jadi, islam adalah amalan-amalan lahiriyah yang meliputi syahadat, sholat, puasa, zakat dan haji.
Saat ini tentu saja, kata-kata “Islam” telah menjadi nama sebuah agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad saw., islam mengandung pengertian sikap pasrah atau menyerahkan diri pada Tuhan. Sikap itulah yang disebut sebagai sikap keagamaan yang benar dan diterima Tuhan, seperti yang tertera dalam firman Allah “Sesungguhnya agama bagi Allah adalah sikap pasrah kepada-Nya (islam)” (QS. Ali Imran: 19). Hingga saat ini, para pemeluk agama islam, masih dituntut untuk mengembangkan kemampuan serta kemauan diri untuk tunduk, patuh, pasrah dan berserah diri kepada Allah dengan setulus-tulusnya. Sudah jelas bahwa Islam dalam pengertian ini mustahil tanpa iman, karena ia dapat tumbuh hanya kalau seseorang memiliki rasa percaya kepada Allah yang tulus dan penuh.
Selanjutnya dalam hadist tersebut, nabi ditanya tentang iman, lalu beliau menjawab “iman adalah engkau beriman (percaya) kepada Allah, para malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, para rasul-Nya, hari akhir, dan engkau beriman kepada qadha’ dan qadar (yang baik maupun buruk). Jadi, iman yang dimaksud disini adalah perkara-perkara batiniyah yang ada di dalam hati.
Jika dikaji pada dimensi yang lebih mendalam, iman tidak cukup hanya dengan sikap batin yang percaya. Namun, harus ada perwujudan lahiriah atau eksternalisasi dalam perbuatan-perbuatan.
Perbedaan antara islam dan iman dapat terlihat ketika dua kata tersebut disebutkan secara bersamaan. Saat itu, islam diartikan dengan amalan-amalan lahiriah (anggota badan). Sedangkan iman, diartikan dengan amalan-amalan batiniah (hati). Akan tetapi jika disebutkan islam saja atau iman saja maka sudah mencakup yang lainnya. Contohnya, pada al-qur’an surat Al-Maidah ayat 3 disebutkan “Dan Aku telah ridho, Islam menjadi agama kalian” maka kata islam disini sudah mencakup islam dan iman.
Selain itu, Rasulullah juga ditanya tentang ihsan, maka Rasul pun menjawab “ihsan adalah engkau beribadah kepada Allah seakan-akan engkau melihat-Nya, maka apabila kamu tidak bisa (beribadah seolah-olah) melihat-Nya, maka sesungguhnya Dia (Allah) melihatmu.”
Pengertian ihsan tersebut mengandung faedah bahwa seorang manusia menyembah Tuhannya hendaknya dengan ibadah yang dipenuhi rasa harap dan keinginan, seolah-olah dia melihat Allah sehingga dia sangat ingin bertemu dengan Allah. Inilah derajat ihsan yang paling sempurna. Jika dia tidak bisa mencapai derajat tersebut, maka hendaknya dia berada di derajat kedua yakni menyembah kepada Allah dengan dipenuhi rasa takut dan cemas akan tertimpa siksa-Nya.

5 Brosur Terbaik

1.    Judul : Jalan Tol Menuju Tuhan
Alasan :
a.       Karena dapat memberitahukan dan menyadarkan kita bahwa hal terpenting dalam hidup yang dapat memberikan ketenangan hidup adalah dengan mengenal dan mendekatkan diri kepada Allah swt.
b.      Mengingatkan kita bahwa dibalik urusan dunia, ada sisi lain yang harus diketahui dan diraih yaitu urusan akhirat.
c.       Karena di brosur itu, diceritakan tentang pengalaman orang yang sudah mengikuti kursus tasawuf.

2.    Judul : Fakta yang Terlupakan dan Tak Terpikirkan
Alasan :
a.         Mengingatkan kita bahwa tiada daya dan upaya kecuali dengan kekuatan Allah.
b.        Menyadarkan kita bahwa manusia memiliki ketergantungan sepenuhnya pada Allah.

3.    Judul : Menjadi Hamba Allah itu Pilihan yang Harus Diperjuangkan
Alasan :
a.       Kita jadi mengetahui tujuan dari diciptakannya manusia di dunia ini.
b.      Mengingatkan kita bahwa untuk menjadi hamba yang dicintai Allah, kita harus mengetahui dan mengenal Allah.

4.    Judul : Tak Mungkin Bertasawuf Minus Syari’at
Alasan :
a.         Karena dalam brosur itu dilengkapi dengan pendapat para penggiat tasawuf.
b.        Karena kita jadi dapat membedakan cara-cara yang dipakai kursus tasawuf yang satu dengan yang lainnya.

5.    Judul : Ramai-ramai Bertemu Allah
Alasan :
a.       Mengingatkan kita agar lebih waspada dengan makhluk yang mengaku sebagai Tuhan.
b.      Memberitahukan bahwa kita bisa bertemu Allah bukan dengan bentuk fisik atau kasat mata, melainkan dengan mata hati.

0 komentar:

Posting Komentar