Artikel ke 1 KPI
II/C 2013
Memaknai
Islam, Iman, dan Ihsan secara Konkrit
Suatu
kata yang sering kita dengar yang berkaitan dengan intisari dari kepercayaan
dalam Islam adalah kata islam, iman, dan ihsan. Meskipun kita sering mendengar
ketiga kata tersebut, namun pada kenyataannya ketiga hal tersebut hanya sebatas
wacana saja, kenapa ? karena dalam kehidupan di dunia ini, sifat dan sikap kita
masih jauh dari implementasinya. Lalu, muncul pertanyaan, sebenarnya apa yang
dimaksud dengan islam, iman, dan ihsan ?
Dalam
suatu hadist diriwayatkan bahwa Rasulullah pernah didatangi seorang laki-laki
yang ternyata lelaki itu adalah malaikat Jibril, para sahabat yang ada pada
saat itu tidak mengenali bahwa lelaki itu adalah malaikat Jibril. Dia
menanyakan kepada Rasulullah tentang islam, iman, dan ihsan.
Pada
hadist tersebut, Rasulullah menjawab bahwasanya islam adalah “engkau
bersaksi bahwa tiada Tuhan yang patut disembah
kecuali Allah dan Muhammad adalah utusan Allah, engkau dirikan shalat,
berpuasa, menunaikan zakat dan pergi haji jika mampu”. Jadi, islam adalah
amalan-amalan lahiriyah yang meliputi syahadat, sholat, puasa, zakat dan haji.
Saat ini tentu saja, kata-kata
“Islam” telah menjadi nama sebuah agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad saw.,
islam mengandung pengertian sikap pasrah atau menyerahkan diri pada Tuhan.
Sikap itulah yang disebut sebagai sikap keagamaan yang benar dan diterima
Tuhan, seperti yang tertera dalam firman Allah “Sesungguhnya agama bagi Allah adalah sikap pasrah kepada-Nya (islam)”
(QS. Ali Imran: 19). Hingga saat ini, para pemeluk agama islam, masih dituntut
untuk mengembangkan kemampuan serta kemauan diri untuk tunduk, patuh, pasrah
dan berserah diri kepada Allah dengan setulus-tulusnya. Sudah jelas bahwa Islam
dalam pengertian ini mustahil tanpa iman, karena ia dapat tumbuh hanya kalau
seseorang memiliki rasa percaya kepada Allah yang tulus dan penuh.
Selanjutnya dalam hadist
tersebut, nabi ditanya tentang iman, lalu beliau menjawab “iman adalah engkau
beriman (percaya) kepada Allah, para malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, para
rasul-Nya, hari akhir, dan engkau beriman kepada qadha’ dan qadar (yang baik
maupun buruk). Jadi, iman yang dimaksud disini adalah perkara-perkara batiniyah
yang ada di dalam hati.
Jika dikaji pada dimensi yang
lebih mendalam, iman tidak cukup hanya dengan sikap batin yang percaya. Namun,
harus ada perwujudan lahiriah atau eksternalisasi dalam perbuatan-perbuatan.
Perbedaan antara islam dan iman
dapat terlihat ketika dua kata tersebut disebutkan secara bersamaan. Saat itu,
islam diartikan dengan amalan-amalan lahiriah (anggota badan). Sedangkan iman,
diartikan dengan amalan-amalan batiniah (hati). Akan tetapi jika disebutkan
islam saja atau iman saja maka sudah mencakup yang lainnya. Contohnya, pada
al-qur’an surat Al-Maidah ayat 3 disebutkan “Dan Aku telah ridho, Islam menjadi
agama kalian” maka kata islam disini sudah mencakup islam dan iman.
Selain itu, Rasulullah juga
ditanya tentang ihsan, maka Rasul pun menjawab “ihsan adalah engkau beribadah
kepada Allah seakan-akan engkau melihat-Nya, maka apabila kamu tidak bisa
(beribadah seolah-olah) melihat-Nya, maka sesungguhnya Dia (Allah) melihatmu.”
Pengertian ihsan tersebut
mengandung faedah bahwa seorang manusia menyembah Tuhannya hendaknya dengan
ibadah yang dipenuhi rasa harap dan keinginan, seolah-olah dia melihat Allah
sehingga dia sangat ingin bertemu dengan Allah. Inilah derajat ihsan yang
paling sempurna. Jika dia tidak bisa mencapai derajat tersebut, maka hendaknya
dia berada di derajat kedua yakni menyembah kepada Allah dengan dipenuhi rasa
takut dan cemas akan tertimpa siksa-Nya.
5 Brosur
Terbaik
1. Judul :
Jalan Tol Menuju Tuhan
Alasan :
a. Karena
dapat memberitahukan dan menyadarkan kita bahwa hal terpenting dalam hidup yang
dapat memberikan ketenangan hidup adalah dengan mengenal dan mendekatkan diri
kepada Allah swt.
b. Mengingatkan
kita bahwa dibalik urusan dunia, ada sisi lain yang harus diketahui dan diraih
yaitu urusan akhirat.
c. Karena
di brosur itu, diceritakan tentang pengalaman orang yang sudah mengikuti kursus
tasawuf.
2. Judul :
Fakta yang Terlupakan dan Tak Terpikirkan
Alasan
:
a.
Mengingatkan kita bahwa tiada daya dan
upaya kecuali dengan kekuatan Allah.
b.
Menyadarkan kita bahwa manusia memiliki
ketergantungan sepenuhnya pada Allah.
3.
Judul : Menjadi Hamba Allah itu Pilihan
yang Harus Diperjuangkan
Alasan :
a.
Kita jadi mengetahui tujuan dari
diciptakannya manusia di dunia ini.
b.
Mengingatkan kita bahwa untuk menjadi
hamba yang dicintai Allah, kita harus mengetahui dan mengenal Allah.
4.
Judul : Tak Mungkin Bertasawuf Minus
Syari’at
Alasan :
a.
Karena dalam brosur itu dilengkapi
dengan pendapat para penggiat tasawuf.
b.
Karena kita jadi dapat membedakan
cara-cara yang dipakai kursus tasawuf yang satu dengan yang lainnya.
5.
Judul : Ramai-ramai Bertemu Allah
Alasan :
a.
Mengingatkan kita agar lebih waspada
dengan makhluk yang mengaku sebagai Tuhan.
b.
Memberitahukan bahwa kita bisa bertemu
Allah bukan dengan bentuk fisik atau kasat mata, melainkan dengan mata hati.
0 komentar:
Posting Komentar