NIRMA SUGIARTI
NIRMA_SUGIARTI@YAHOO.CO.ID
ARTIKEL III
LARANGAN BERBUAT DZALIM
 
            Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam mengingatkan kita akan bahaya doa orang yang teraniya,  agar kita tidak berlaku aniaya kepada orang lain, karena  doa mereka tidak terhijab dan akan dikabulkan oleh Allah Subhaanahu Wata’ala. Sekalipun mereka adalah para pelaku dosa besar, yang dibesarkan dari makanan-makanan haram. Bahkan dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dikatakan, walaupun orang yang teraniaya itu adalah seorang kafir.
            Kezaliman telah diharamkan oleh Allah Subhaanahu Wata’ala atas seluruh umat manusia. Apa pun agamanya. Allah Subhaanahu Wata’ala tidak meridhai tindakan zalim kepada orang-orang non muslim, sebagaimana Allah tidak ridha seorang muslim dizalimi.
Allah berfirman, artinya, “Sesungguhnya Allah tidak berbuat zalim kepada manusia sedikitpun.” (QS. Yunus: 44).

Adapun firman Allah Subhaanahu Wata’ala, yang artinya, “Dan doa orang-orang kafir itu, hanyalah sia-sia belaka.” (QS. Ar-Ra’d: 14). Berkaitan dengan permohonan mereka untuk dibebaskan dari api neraka di akhirat kelak. Adapun doa mereka untuk meminta pertolongan atau pembalasan dari orang-orang yang menganiaya mereka di dunia, tidak dinafikan oleh ayat tersebut.

            Terkadang, dengan niat yang mulia, untuk meninggikan agama Allah Subhaanahu Wata’ala, orang-orang yang bersemangat memperjuangkan Islam menggunakan cara-cara yang justru menimbulkan banyak pihak tak bersalah menjadi korban, harta maupun nyawa. Maka, hendaknya mereka takut akan doa-doa orang yang mereka zalimi. Karena doa mereka akan dikabulkan oleh Allah Subhaanahu Wata’ala, cepat atau lambat.
            Maka seorang muslim, tidak boleh merasa lelah dan jenuh dalam berdoa untuk meminta pertolongan kepada Allah Subhaanahu Wata’ala karena cepat atau lambat doa itu pasti dikabulkan Allah.